Kamis, 10 April 2008

apa jadinya

saya manusia biasa yang mencoba memperbaiki kesalahan dan ketidak benaran setelah tahu beberapa kebenaran dari proses belajar, pelatihan dan sosial budaya di perantauan, 2 tahun di bandung (akper depkes otten 1991; 2 tahun di fkm usu 2001; 2 tahun ps2 ikm fk ugm 2006). saya kembali ke kandang dengan mengerjakan apa yang saya kuasai, apa yang saya sukai, dengan mencoba melaksanakannya sesuai prosedur dan aturan yang berlaku dan jika ada jasa yang akan diberikan dari orang yang saya tolong, saya memohon berilah seikhlasnya,.... komunikasi dengan sesama rasanya baik-baik saja,... tetapi kemudian datanglah bencana itu: pejabat baru yang dilantik bupati menempati ruangan yang saya tempati.... yang bersangkutan golongan iii/b dan hanya sarjana ekonomi (yang dikabari dari kantor asalnya bermasalah). sie saya adalah kepegawaian dengan kekhususan yang berhubungan dengan profesionalisme dan fungsional....., saya kenal betul DUPAK, PAK dan seluk beluknya, ..... yang bersangkutan pejabat itu tidak,.... awal pekerjaannya menurut saya tidak transparan..... (sesuatu yang saya tidak suka).... ada tim mutasi tetapi siapa anggotanya,.... dan suasana kerja mulai tidak kondusif lagi, saya memilih untuk duduk di tepi lingkungan tetapi di tengah program yang saya kuasai (AKREDITASI RUMAH SAKIT)..... proses awalnya berjalan normal, .... kasus demi kasus muncul, penerimaan tenaga honor status TKS tidak dengan seleksi; tetapi nepotisme; mutasi entah atas dasar pertimbangan apa; kegiatan saya yang juga menjadi tanggung jawab pejabat dihindari olehnya si pejabat tersebut; ucapan emosional yang ingin memberhentikan dokter spesialis yang menyebabkan adanya gempa di RS-ku; Triangle RS mulai tidak harmonis dan saya mengemukakan apa yang seharusnya dilakukan kepada mereka (yang mungkin kebakaran jenggot karena saya uingkapkan yang seharusnya yang mereka lakukan dan yang seharusnya mereka bicarakan) dalam pertemuan formal dan atau informal tetapi mungkin juga saya menyampaikannya dengan emosional karena kesabaran yang dimintakan kepada saya telah hampir minta "update"; berlanjut lagi nasib saya dengan dimutasikannya saya ke sie REKAM MEDIK dengan atribut pendidikan SPK GOL III/b. saya lapor direktur: "pak apakah ini keputusan tim mutasi RSD ini", tak ada jawaban,.... saya kejarlagi dengan"saya tahu aturan kepegawaian (PJ direktur dan tim mungkin tidak tahu aturan), jika unsurnya bukan kompetensi yang saya miliki saya tidak terima ini PAAKKK, tetapi jika unsurnya LIKE AND DIS LIKE, saya mohon tolong sebutkan orangnya...... Dijawab Pak PJ DIREKTUR: "sabar saja dulu, saya akan membicarakannya kemudian dengan struktural, gimana sepantasnya"....cepat saya jawab: "saya tunggu itu PAKK"; "kalau ingin membunuh saya tidak begini caranya pak, saya pegawai yang sejak berdirinya RS ini saya sudah ada disini, saya sekolah untuk mengembangkan kompetensi saya untuk RS ini, kalau begini kenyataannya, saya berkeberatan,....saya mohon dikoreksi pak dan saya mau tanya: apa betul kesalahan saya pak, yang sampai saai posting blog ini saya belum mendengar jawabannya,,,,,, nanti dilanjut lagi yaaaa.....

semenjak itu saya diupayakan untuk disingkirkan, saya tetap bekerja dengan males-malesan, .. mengapa saya diupayakan disingkirkan karena memang tak ada perbaikan SK tersebut,... Pejabat strukturalnya berganti, direkturnyapun berganti,... pejabat baru ini sebenarnya termasuk saya di dalamnya, tetapi saya menolak jabatan yang dipercayakan karena saya kurang kompatible dengan 11 (sebelas) pejabat lainnya dalam struktural itu,.... kelas rumah sakit turun dari C menjadi D, dokter spesialis banyak yang pindah, yang masuk banyak pegawai baru yang jika melalui analisa jabatan tidak lolos seleksi,...

saya berkenalan dengan mereka seadanya saja,.... sehingga akhirnya saya putuskan untuk ikut diklat calon widyaiswara depkes ri di jakarta (hangjebat F 10),... 33 hari saya disana dan perjalanan pulang perginya 3 hari jadi semuanya 36 hari dan saya mendapatkan ilmu dasar mendidik andragogik,... suatu nikmat,....
saya mempersiapkan bahan administrasi untuk menjadi widyaiswara yang sampai saat inipun belum terealisasi,... entah kenapa....


saya pulang kembali ke daerah asal saya, saya tetap berada di luar lingkungan organisasi, ...
dan ketika saya bosan saya meminta kerjaan, bukan uang, kerjaan: mereka di institusi mungkin berunding, kasih saja dia jadi ketua akreditasi, .......
saya siap dan jika disiapkan apa yang saya perlukan untuk kerja, maka kepada saya disiapkan 3 sdm kes, satu ruangan dengan perlengkapan meubelairnya, dan keperluan tulis menulis lainnya, sk diterbitkan, tugas dikerjakan, dukungan anggaran oke, hanya dukungan sikap dari struktural yang menurut saya belum maksimal, 29 juni 2012, rsd kol abundjani terakreditasi 5 pokja dengan predikat lulus penuh, saya mulai diterima, tetapi saya tetap dicurigai, entah karena apa, saya jalan terus, KPRS, TATAKELOLA BLUD, JCI dan sebagainya, 

ada kepuasan bathin disana, tetapi ada kekecewaan juga disitu, apa, ............
budaya terakreditasi membuat saya sudah tidak pada simpatik pada mereka dan sikap saya terhadap mereka adalah kepalsuan dan mungkin sikap mereka juga kepada saya adalah kepalsuan, ............ biarlah, .......

saya mendapatkan kesempatan menjadi ketua program studi pada salah satu PTS 
alhamdullillah, .....................

pilkada berlangsung, kinerja mereka menurun, dan sya tetap stabil saja, karena saya akan bersikap sebagaimana mereka bersikap kepada saya, ............