Jumat, 09 Mei 2008

human being or being human

menjadi manusia atau menjadikan seseorang menjadi manusia sebenarnya adalah koneksivitas antara 2 makhluk ciptaan tuhan yang berakal dan berbudi terhadap sesamanya dan juga dapat terhadap diri sendiri,.... tetapi jika itu ingin diberlakukan secara komprehensif maka manusia sebagai makhluk bio-fisik-psiko-sosial-spritual tidak dapat dipisah-pisahkan.
pepatah cina yang menggambarkan human being or being human:
1. jangan buka toko jika tidak mampu tersenyum
2. bayarlah upah buruh sebelum keringatnya kering
3. "halgailah olang lain sepelti kamu menghalhai dili sendili"
4. takut sama ulal jangan berdili dihadapannya
5. and banyak lagi,......
materi saduran ini juga dapat mendukung pernyataan saya ini tentang apa yang saya nyatakan:
"Menembak" 1 Sel Telur dengan 1 Sperma
Teknologi reproduksi kini telah menembus berbagai metode canggih untuk menolong pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan. Gebrakan pertama terjadi saat metode "bayi tabung" pertama melahirkan Louise Brown asal Inggris pada 1978. Setelah itu, banyak teknik lain yang lebih mengagumkan berturut-turut ditemukan, termasuk metode penyuntikan satu sperma terhadap satu sel telur secara in vitro.


Cikal bakal manusia.

Setelah menunggu delapan tahun, akhirnya Rina (nama samaran) berhasil melahirkan seorang bayi mungil berkat bantuan teknologi rekayasa reproduksi in vitro atau lebih populer disebut "bayi tabung".
Ia bahagia sekali saat diberi tahu dirinya berhasil mengandung. Semula suaminya sempat putus asa karena hasil laboratorium menunjukkan, pada cairan maninya tidak ditemukan sperma. Namun, berkat kecanggihan teknologi reproduksi, pasangan ini berhasil menimang bayi laki-laki sehat melalui penyuntikan sel mani suami ke sel telur istrinya secara in vitro.


Sel telur yang telah terbuahi.

Seorang wanita Inggris bahkan mengalami kasus yang lebih unik. Suaminya dinyatakan menderita kanker pada testisnya dan organ ini harus dibuang. Padahal, keduanya sangat ingin mendapatkan keturunan. Betapa cemasnya mereka, sebab lima tahun sebelumnya, testis yang satu sudah dibuang karena penyakit yang sama. Karena tak sempat mengekstraksi sperma menjelang operasi kedua, maka testis yang sudah dipotong segera dikirim ke klinik pelayanan fertilitas di Aldridge untuk diambil spermanya dan dibekukan.
Berkat teknik yang sama, akhir Juni lalu wanita itu dikabarkan berhasil mengandung. Calon bayinya bahkan diduga kembar. Kebahagiaan bertambah ketika suaminya dinyatakan sembuh dari kanker.
Dengan semakin meningkatnya jumlah pasangan tidak subur pada 30 tahun terakhir, khususnya di negara-negara industri, para ahli di negara-negara seperti Amerika, Inggris, dan Australia, terus mencari teknik yang dapat membantu pasangan tak subur. Jumlah kasus pasangan tak subur diperkirakan sekitar 15% di dunia maupun di Indonesia.


2 pro inti.

Penyebab infertilitas bermacam-macam, bisa akibat tersumbatnya saluran sel telur pada istri (35%), masalah antibodi, lendir mulut rahim tidak normal, endometriosis, problem sperma suami, dll.
20 tahun teknik bayi tabung
Teknik bayi tabung sempat mencatat keberhasilan luar biasa dan menggemparkan dunia. Metode yang diprakarsai sejumlah dokter Inggris ini berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada 1978. Sebelum itu, untuk menolong pasangan suami-istri tak subur digunakan teknik inseminasi buatan, yakni penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%.
Pada teknik in vitro yang melahirkan Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri dengan obat khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya "dipanen". Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina).


Menyuntik satu sel telur dengan satu sperma.

Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Semakin canggih saja
Sukses besar teknik IVF konvensional ternyata masih belum memuaskan dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Maka dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan pada SUZI sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun, teknik pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya.
Sekitar lima tahun lalu Belgia membuat gebrakan lain yang disebut ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Teknik canggih ini ternyata sangat tepat diterapkan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang minim. Kalau pada IVF konvensional diperlukan 50.000 - 100.000 sperma untuk membuahi sel telur, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas nomor wahid. Melalui pipet khusus, sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga dinilai bagus. Langkah selanjutnya mengikuti cara IVF konvensional. Pada teknik ini jumlah embrio yang ditanamkan cuma 1 - 3 embrio. Setelah embrio berhasil ditanamkan dalam rahim, si calon ibu tinggal di rumah sakit selama satu malam.
Di Indonesia, menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas MELATI-RSAB Harapan Kita, ICSI sudah diterapkan sejak 1995 dan berhasil melahirkan anak yang pertama pada Mei 1996. Dengan teknik ini keberhasilan bayi tabung meningkat menjadi 30 - 40%, terutama pada pasangan usia subur.
Berdasarkan pengalaman, menurut dr. Muchsin, peluang terjadinya embrio pada teknologi bayi tabung sekitar 90%, di antaranya 30 - 40% berhasil hamil. Namun, dari jumlah itu, 20 - 25% mengalami keguguran. Sedangkan wanita usia 40-an yang berhasil melahirkan dengan teknik in vitro hanya 6%. Karena rendahnya tingkat keberhasilan dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan pasien, teknik ini tidak dianjurkan untuk wanita berusia 40-an.
Pasangan yang masuk program MELATI tidak harus mengikuti program IVF. Teknik ini hanya ditawarkan kalau setelah diusahakan dengan cara lain, tidak berhasil. Sebelum mengikuti program ini pun pasutri diminta mengikuti ceramah dan menerima penjelasan semua prosedurnya agar diikuti dengan mantap.
Biaya mengikuti program IVF memang tidak murah. Pada akhir 1980-an biayanya sekitar Rp 5 juta. Kini, berkisar antara Rp 13,5 juta - Rp 18 juta. Harga obat suntik perangsang indung telur saja sudah naik hampir empat kali lipat. Padahal, suntikan yang dibutuhkan selama dua minggu mencapai 45 ampul.
Selain RSAB Harapan Kita, Jakarta, teknik IVF juga sudah diterapkan di FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Surabaya), dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RS Dr. Sardjito (Yogyakarta).
Kalau sperma kosong
Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis. Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma. Setelah sperma diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-langkah menurut prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita sejak 1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak.
Seperti di negara lain, sejak 1992 Indonesia sudah melakukan simpan beku embrio. Perangsangan indung telur wanita pada prosedur bayi tabung memungkinkan terbentuknya banyak embrio. Tidak mungkin semua embrio ditransfer ke dalam rahim pada saat bersamaan. Embrio yang untuk sementara tidak digunakan dapat disimpan dengan cara kriopreservasi, yang selanjutnya disimpan dalam tabung berisi cairan nitrogen pada suhu 196oC di bawah nol derajat. Kapasitas tabung sekitar 100 embrio.
Simpan beku embrio ini menghemat biaya karena pasangan tidak perlu lagi mengulang proses pengerjaan dari awal lagi bila embrio berikutnya perlu ditanamkan kembali. Tidak seperti di Barat, embrio ataupun sperma yang tersimpan beku di Indonesia hanya diperuntukkan bagi pasutri yang bersangkutan.
Salah satu contoh keberhasilan teknik penyimpanan embrio bisa ditemukan di Belgia. Baru-baru ini lahir seorang bayi laki-laki sehat hasil penanaman embrio yang sudah dibekukan selama 7,5 tahun dari pasangan lain (anonim). Bayi yang dibantu kelahirannya oleh dr. Michael Vermesh ini beratnya 4 kg. Daya tahan embrio yang dibekukan bisa puluhan tahun dan tetap bisa menjadi bayi sehat.
Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai anak sungguh merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun pembuahannya dilakukan di laboratorium. Seperti halnya Louise Brown, mungkin banyak anak yang dilahirkan melalui teknik ini ikut bersyukur bahwa kedua orang tuanya mengikuti program itu. (Nanny Selamihardja)

PENDAPAT LAIN

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bayi tabung dan bagaimana prosesnya sampai melahirkan..?

Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya (yaitu dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita...ya nggak..?, Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya.

Prosenya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim.

Setelah pembuahan hasil konsepsi tsb dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita. Sudah tentu wanita tersebut akan mengalami kehamilan, perkembangan selama kehamilan seperti biasa.

Bagaimana menurut pandangan syariah tentang bayi tabung?

Alhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Bayi tabung merupakan produk kemajuan teknologi kedokteran yang demikian canggih yang ditemukan oleh pakar kedokteran Barat yang notabene mereka adalah kaum kuffar (orang kafir). Bayi tabung adalah proses pembuahan sperma dengan ovum, dipertemukan di luar kandungan pada satu tabung yang dirancang secara khusus. Setelah terjadi pembuahan lalu menjadi zygot, kemudian dimasukkan ke dalam rahim sampai dilahirkan. Jadi prosesnya tanpa melalui jima’ (hubungan suami istri).
Pertanyaan ini telah ditanyakan kepada salah seorang imam abad ini, yaitu Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu. Maka beliau menjawab: “Tidak boleh, karena proses pengambilan mani (sel telur wanita) tersebut berkonsekuensi minimalnya sang dokter (laki-laki) akan melihat aurat wanita lain. Dan melihat aurat wanita lain (bukan istri sendiri) hukumnya adalah haram menurut pandangan syariat, sehingga tidak boleh dilakukan kecuali dalam keadaan darurat.
Sementara tidak terbayangkan sama sekali keadaan darurat yang mengharuskan seorang lelaki memindahkan maninya ke istrinya dengan cara yang haram ini. Bahkan terkadang berkonsekuensi sang dokter melihat aurat suami wanita tersebut, dan ini pun tidak boleh. Lebih dari itu, menempuh cara ini merupakan sikap taklid terhadap peradaban orang-orang Barat (kaum kuffar) dalam perkara yang mereka minati atau (sebaliknya) mereka hindari.
Seseorang yang menempuh cara ini untuk mendapatkan keturunan dikarenakan tidak diberi rizki oleh Allah berupa anak dengan cara alami (yang dianjurkan syariat), berarti dia tidak ridha dengan takdir dan ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya.
Jikalau saja Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing kaum muslimin untuk mencari rizki berupa usaha dan harta dengan cara yang halal, maka lebih-lebih lagi tentunya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan dan membimbing mereka untuk menempuh cara yang sesuai dengan syariat (halal) dalam mendapatkan anak.” (Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah hal. 288)



Fatwa Majelis Ulama Indonesia
tentang bayi tabung/inseminasi buatan.
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia
MEMUTUSKAN
Memfatwakan :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.
Jakarta, 13 Juni 1979
DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Umum,

ttd ttd
Ketua Komisi Fatwa,

ttd

Jumat, 02 Mei 2008

nasib badan

merenung sejenak ketika kuterima surat pemberitahuan mutasi pegawai di lingkunganku kerja, aku ditempatkan di bagian rekam medik, kemudian aku bekerja tidak dengan sepenuh hati dan tidak sesuai dengan pasal 2 maupun pasal 3 pp no 30 tahun 1980. karena apa,.... kompetensiku yang lebih di atas dari kasi RM tersebut yang membuatku patah semangat (aku golongan III/d dan bergelar MAGISTER lagi), aku menghadap kepada yang kuasa atas diriku selain Tuhan Yang di Atas dan aku mendapat jawaban mohon bersabar saja dulu dan menerima apa yang menjadi keputusan, aku tidak menerima apa yang disarankan oleh direkturku, aku jarang masuk kerja dan kalau bicara dengan sesama rekan aku sering dinilai ngelantur bahkan nyerempet bahaya karena yang aku sampaikan adalah hasil pemikiranku setelah lama menerima pendidikan. akhirnya lama kelamaan aku hanyut dengan perlawanan-perlawanan yang sebetulnya tidak perlu aku lakukan, tetapi apa yang aku terima dari hari ke hari sepertinya semakin menyudutkanku, akhirnya aku minta pindah yang kemudian disetujui direkturku dan yang sampai saat ini belum juga ada hasilnya dari BKD (kalau tak pakai duit, prosesnya lama, sedangkan dengan menggunakan duit untuk meluluskan sesuatu itu bukan dedikasiku).
lingkungan kerja yang seperti ini membuat aku semakin tidak mengerti, sumber daya manusia kesehatan dengan dedikasi dan kompetensi memadai yang aku miliki dipinggirkan untuk kemudian disingkirkan, (aku memang telah bertekad untuk lurus dan benar dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai staf, sebagai pejabat dan atau sebagai umat setelah tahu banyak ketidak benaran selama ini setelah mengenyam pendidikan Diploma III, Strata 1 dan Strata 2) tetapi lingkunganku sepertinya risih menerima aku dengan kondisi yang seperti ini, aku bertekad jika ditunjuk menjadi pejabat KPK atau BANWASDA, atau apa saja yang kuasa mengaudit kinerja TUPOKSI mereka, aku akan menghabisi mereka yang per periode pebruari 2007 s/d sekarang menjabat di RSD Kol Abundjani Bangko. Tuhan ku mohon petunjukmu.... dan teman-teman marilah kita luruskan yang bengkok (jika mampu dan mau) dan membenarkan yang salah (juga jika mau dan mampu) demi kepentingan rakyat banyak dan daerah membangun......

Kamis, 10 April 2008

apa jadinya

saya manusia biasa yang mencoba memperbaiki kesalahan dan ketidak benaran setelah tahu beberapa kebenaran dari proses belajar, pelatihan dan sosial budaya di perantauan, 2 tahun di bandung (akper depkes otten 1991; 2 tahun di fkm usu 2001; 2 tahun ps2 ikm fk ugm 2006). saya kembali ke kandang dengan mengerjakan apa yang saya kuasai, apa yang saya sukai, dengan mencoba melaksanakannya sesuai prosedur dan aturan yang berlaku dan jika ada jasa yang akan diberikan dari orang yang saya tolong, saya memohon berilah seikhlasnya,.... komunikasi dengan sesama rasanya baik-baik saja,... tetapi kemudian datanglah bencana itu: pejabat baru yang dilantik bupati menempati ruangan yang saya tempati.... yang bersangkutan golongan iii/b dan hanya sarjana ekonomi (yang dikabari dari kantor asalnya bermasalah). sie saya adalah kepegawaian dengan kekhususan yang berhubungan dengan profesionalisme dan fungsional....., saya kenal betul DUPAK, PAK dan seluk beluknya, ..... yang bersangkutan pejabat itu tidak,.... awal pekerjaannya menurut saya tidak transparan..... (sesuatu yang saya tidak suka).... ada tim mutasi tetapi siapa anggotanya,.... dan suasana kerja mulai tidak kondusif lagi, saya memilih untuk duduk di tepi lingkungan tetapi di tengah program yang saya kuasai (AKREDITASI RUMAH SAKIT)..... proses awalnya berjalan normal, .... kasus demi kasus muncul, penerimaan tenaga honor status TKS tidak dengan seleksi; tetapi nepotisme; mutasi entah atas dasar pertimbangan apa; kegiatan saya yang juga menjadi tanggung jawab pejabat dihindari olehnya si pejabat tersebut; ucapan emosional yang ingin memberhentikan dokter spesialis yang menyebabkan adanya gempa di RS-ku; Triangle RS mulai tidak harmonis dan saya mengemukakan apa yang seharusnya dilakukan kepada mereka (yang mungkin kebakaran jenggot karena saya uingkapkan yang seharusnya yang mereka lakukan dan yang seharusnya mereka bicarakan) dalam pertemuan formal dan atau informal tetapi mungkin juga saya menyampaikannya dengan emosional karena kesabaran yang dimintakan kepada saya telah hampir minta "update"; berlanjut lagi nasib saya dengan dimutasikannya saya ke sie REKAM MEDIK dengan atribut pendidikan SPK GOL III/b. saya lapor direktur: "pak apakah ini keputusan tim mutasi RSD ini", tak ada jawaban,.... saya kejarlagi dengan"saya tahu aturan kepegawaian (PJ direktur dan tim mungkin tidak tahu aturan), jika unsurnya bukan kompetensi yang saya miliki saya tidak terima ini PAAKKK, tetapi jika unsurnya LIKE AND DIS LIKE, saya mohon tolong sebutkan orangnya...... Dijawab Pak PJ DIREKTUR: "sabar saja dulu, saya akan membicarakannya kemudian dengan struktural, gimana sepantasnya"....cepat saya jawab: "saya tunggu itu PAKK"; "kalau ingin membunuh saya tidak begini caranya pak, saya pegawai yang sejak berdirinya RS ini saya sudah ada disini, saya sekolah untuk mengembangkan kompetensi saya untuk RS ini, kalau begini kenyataannya, saya berkeberatan,....saya mohon dikoreksi pak dan saya mau tanya: apa betul kesalahan saya pak, yang sampai saai posting blog ini saya belum mendengar jawabannya,,,,,, nanti dilanjut lagi yaaaa.....

semenjak itu saya diupayakan untuk disingkirkan, saya tetap bekerja dengan males-malesan, .. mengapa saya diupayakan disingkirkan karena memang tak ada perbaikan SK tersebut,... Pejabat strukturalnya berganti, direkturnyapun berganti,... pejabat baru ini sebenarnya termasuk saya di dalamnya, tetapi saya menolak jabatan yang dipercayakan karena saya kurang kompatible dengan 11 (sebelas) pejabat lainnya dalam struktural itu,.... kelas rumah sakit turun dari C menjadi D, dokter spesialis banyak yang pindah, yang masuk banyak pegawai baru yang jika melalui analisa jabatan tidak lolos seleksi,...

saya berkenalan dengan mereka seadanya saja,.... sehingga akhirnya saya putuskan untuk ikut diklat calon widyaiswara depkes ri di jakarta (hangjebat F 10),... 33 hari saya disana dan perjalanan pulang perginya 3 hari jadi semuanya 36 hari dan saya mendapatkan ilmu dasar mendidik andragogik,... suatu nikmat,....
saya mempersiapkan bahan administrasi untuk menjadi widyaiswara yang sampai saat inipun belum terealisasi,... entah kenapa....


saya pulang kembali ke daerah asal saya, saya tetap berada di luar lingkungan organisasi, ...
dan ketika saya bosan saya meminta kerjaan, bukan uang, kerjaan: mereka di institusi mungkin berunding, kasih saja dia jadi ketua akreditasi, .......
saya siap dan jika disiapkan apa yang saya perlukan untuk kerja, maka kepada saya disiapkan 3 sdm kes, satu ruangan dengan perlengkapan meubelairnya, dan keperluan tulis menulis lainnya, sk diterbitkan, tugas dikerjakan, dukungan anggaran oke, hanya dukungan sikap dari struktural yang menurut saya belum maksimal, 29 juni 2012, rsd kol abundjani terakreditasi 5 pokja dengan predikat lulus penuh, saya mulai diterima, tetapi saya tetap dicurigai, entah karena apa, saya jalan terus, KPRS, TATAKELOLA BLUD, JCI dan sebagainya, 

ada kepuasan bathin disana, tetapi ada kekecewaan juga disitu, apa, ............
budaya terakreditasi membuat saya sudah tidak pada simpatik pada mereka dan sikap saya terhadap mereka adalah kepalsuan dan mungkin sikap mereka juga kepada saya adalah kepalsuan, ............ biarlah, .......

saya mendapatkan kesempatan menjadi ketua program studi pada salah satu PTS 
alhamdullillah, .....................

pilkada berlangsung, kinerja mereka menurun, dan sya tetap stabil saja, karena saya akan bersikap sebagaimana mereka bersikap kepada saya, ............