Sabtu, 21 September 2013

EVALUASI KINERJA PELAYANAN RSD KOL ABUNDJANI BANGKO

Tulisan ini ingin memberikan gambaran bahwa kita belum mencapai tujuan yang diharapkan, ....
Perencanaan yang disusun yang tidak diikuti oleh upaya aktif, proaktif, bersinergi untuk melaksanakan kegiatan yang dapat mendekati atau mencapai tujuan dari perencanaan yang sudah disusun tidak akan atau belum tentu berhasil dengan baik.
Berikut adalah kesimpulan dari berita BPK Prov Jambi:
Hasil pemeriksaan kinerja RSUD antara lain menyatakan bahwa:
1. Manajemen RSD Kolonel Abundjani tidak efektif dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Pelayanan Rawat Inap dan Kefarmasian sehingga tujuan RSD Kolonel Abundjani yaitu terselenggaranya pelayanan Rawat Jalan, Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Kamar Operasi, penunjang medis dan nonmedis yang bermutu tidak tercapai.

mari kita paparkan apa yang tidak dikerjakan sehingga kinerja tidak efisien dan efektif:
  • tidak efektif dalam melaksanakan kegiatan Pengelolaan Pelayanan Rawat Inap
Pengelolaan Pelayanan Rawat Inap disebuah rumah sakit seharusnnya dilakukan dengan mengaplikasikan, mengimplementasikan, mengadopsi dan lain sebagainya teori-teori dari manajemen pelayanan kesehatan, manajemen pelayanan medis, manajemen pelayanan keperawatan, manajemen sumber daya manusia dan berbagai ilmu manajemen laimnya. Wah ribet. Memang, daripada tidak melakukannya sama sekali. Pelaksanaan tugas pokok seperti yang diamanatkan oleh PERDA saja rasanya sudah akan memberikan hasil. Sebagai contoh. Ketersediaan Anggaran dalam DPA untuk pemeliharaan sarana dan prasarana RS jika digunakan dengan sebaik-baiknya untuk perumtukannya maka akan berakibat pada terpeliharanya WC pasien dari kemacetan, tersumbat, tidak bersih dan lain sebagainya. WC pasien macet akan menyebabkan hilangnya satu kamar rawat inap, jika banyak WC pasien macet makan akan banyak kamar rawat inap pasien tidak di huni, banyaknya kamar tidak dihuni maka akan mengurangi penerimaan retribusi jasa dan sarana pelayanan kesehatan dan akhirnya berakibat pada tidak tercapainya perimbangan anggaran dengan penerimaan.
Pertanyaannya mengapa Ketersediaan Anggaran dalam DPA untuk pemeliharaan sarana dan prasarana RS tidak digunakan dengan sebaik-baiknya?. Jawabannya adalah MORAL dan IDTIKAT BAIK. Jika pengelola memiliki paradigma yang belum reformis, memiliki kewajiban setor akibat dimilikinya jabatannya, memiliki niat untuk berlaku curang dan lain sebagainya, .... maka berapapun besarnya dana akan pasti tidak akan memberikan manfaat, ....
Pengalaman riel dalam melaksanakan KEPPRES dan PERUNDANGAN LAINNYA telah memberikan keuntungan bagi pengelolanya, seperti adanya honor pengelolaan, fee dari rekanan dan kesempatan untuk kaya sementara waktu sejumlah dana kegiatan. Jika honor dalam rupiah tidak diterjemahkan sebagai rezeki dari ALLAH maka pengelola kegiatan akan memanfaatkan dana untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya (Kebutuhan hidup konsumtif dan tidak ekonomis)' Manusia memang beda, dia beda saya beda, ....
anda bagaimana, .....
Banyak regulasi yang seharusnya diketahui dan diterapkan, diaplikasikan, diimplementasikan, diadopsi dan lain sebagainya dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinnya sebagai PNS, sebagai pejabat dan sebagai pelayan masyarakat. Jika ini tidak dibuktikan maka mereka hannya akan berkata: "dulu-dulu begitulah kerja kita, aman saja kok ya". PNS yang seperti ini dapat dianggap sebagai pejabat yang menyalahgunakan kewenangannya dan tidak berpihak (lebih ekstrim lagi "masih kolot")  Dalam benaknya bukan bagaimana saya seharusnya berbuat, tetapi bagaimana saya bisa dapat, ..... walllahuallam bi sawab, ......
  • tidak efektif dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan Pelayanan Kefarmasian
Kefarmasian diketahui dalam perjalannya melekat pengaruh "Mafia Perdagangan Obat" . Dengan pemanfaatan kewenangan secara baik dan bertanggung jawab (karena ada kewenangan disalah gunakan) maka akan dapat terlaksana dengan baik. Regulasinya ada, bagi yang tidak melaksanakan regulasi maka kepadanya dapat dikenakan "melawan undang-undang walau tetap membutuhkan bukti". Menjalin komunikasi yangg baik antara 3 sokoo guru pelayanan kesehatan rumah sakit rasanya akan memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja. Kenapa sedikit: karena manfaat maksimalpun masih akan menemui hambatan dan kendala, terutama sikap dan perilaku manusianya.

Akh sepertinya saya orang yang idealis, tidak, saya tidak idealis 100%. saya hanya menulis menurut perspektif saya sebagai fungsional dan akademisi. Semuanya berlatarbelakang dari keinginan untuk berbuat baik, jujur dan tidak berbohong.

Terima kasih.